قال رســـول الله صلى الله عليـــه وسلـــم

ان اولـــى النـــاس بـــى منزلة يوم القيـــامة اڪثرهم علـــى صلاة

اللهم صل عـلـــے سيـــــدنـا محمـــد وعـلـــے ال سيـــــدنـا محمـــد


▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Membaca Sholawat Untuk Baginda Nabi


Membaca shalawat adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, disamping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat “Nariyah”, ada “Thibbi Qulub”. Ada shalawat “Tunjina”, dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan “hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cita-cita kepada Rasulullah sekaligus ibadah.
Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya. Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.
Salah satu shalawat yang sangat popular ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan melantunkan shalawat Badar. Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara dimana dan kapan saja “Shalawat Badar” selalu dilantunkan bersama-sama.
Shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.
Salah satu shalawat lain yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah, yang disebut orang Maroko shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak apa yang tidak disuka, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam.
Imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rejekinya tidak akan putus, disamping mendapatkan pangkat/kedudukan dan tingkatan orang kaya. (Khaziyat al-Asrar, hlm 179)
Simak sabda Rasulullah Saw berikut ini : Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan : Rasulullah Saw bersabda : Siapa membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah.
Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah Saw bersabda : Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).
Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.
Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).

KH. Munawwir Abdul Fattah
Pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakarta
Sumber : NU Online

Dzikir Jama'ah Dibilang Sesat


  Klaim dan Vonis seperti ini sering muncul dari orang-orang yang mengaku "paling" Islam dan mengaku paling benar. Muncul klaim keras dari sabagian kelompok masyarakat kita bahwasannya berdzikir, membaca kalimat tahlil, bertakbir dan dzikir-dzikir lain dengan bersama-sama baik di masjid atau di tempat lain dan di lakukan dengan suara keras adalah termasuk bid’ah sesat karena hadits yang menjadi dasar prilaku tersebut adalah hadits dha‘if yang tidak boleh diamalkan sama sekali. Mereka juga sering mencela para ahli tarekat yang ketika melaksanakan dzikir mujahadah selalu dengan suara keras dan dilakukan secara berjama'ah. Pernyataan tersebut, menurut kami, adalah pernyataan dari orang yang minim ilmu tapi sok pintar dan jahil tentang hadits-hadits Rasulallah.
Imam as-Suyuthi dalam salah satu risalahnya, Natijah al-Fikr fi al-Jahr fi adz-Dzikr, yang tercatat dalam kitabnya al-Hawi lil Fatawi, menyebutkan ada 25 hadits, baik shahih, hasan atau dha‘if yang menerangkan tentang sunahnya melakukan halaqah dzikir (mujahadah bersama) dan berdzikir dengan suara keras. Miskipun terdapat juga hadits Nabi Saw yang menerangkan tentang baiknya melakukan dzikir tidak dengan suara keras.
Menyikapi hadits-hadits tersebut, yaitu anjuran berdzikir dengan keras dan anjuran berdzikir dengan tidak dengan suara keras, ulama memberi tanggapan : bahwa sunnah melakukan dzikir dengan suara keras jika tidak takut riya’ dan tidak mengganggu orang yang sedang melaksanakan shalat, membaca al-Qur’an dan lain-lain. Sedangkan jika terdapat hal-hal di atas maka sunahnya adalah dengan suara lirih. Begitu kurang lebih jawaban yang disampaikan oleh Waliyullah Quthb ad-Da‘wah wa al-Irsyad, Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitab fatwa tasawufnya, an-Nafa’is al-‘Ulwiyyah.
Di antara shahabat Nabi yang berdzikir dengan suara keras adalah Sayyidina ‘Umar bin Khaththab, dan yang berdzikir dengan suara lirih adalah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq. Keduanya mempunyai alasan masing-masing saat ditanya oleh Rasulallah, sehingga Rasulallah tidak ingkar dengan cara dzikir yang dilakukan oleh kedua shahabat agung tersebut.
Adapun hadits-hadits Nabi yang menerangkan dzikir bersama-sama dan dengan suara keras adalah sebagai berikut : Hadits shahih riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah, bahwa Rasulallah menceritakan dari Allah (hadits qudtsi), Allah bersabda :  “Aku adalah menurut penyangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Dan Aku akan bersamanya ketika dia berdzikir kepada-Ku; jika dia berdzikir kepada-Ku dalam hatinya, maka Aku akan menyebutnya dalam hati-Ku dan jika dia berdzikir kepada-Ku di tengah kelompok manusia, maka Aku akan menyebutnya di tengah kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut.”
Dzikir di tengah jamaah manusia maksudnya adalah dengan suara keras. Hadits mursal riwayat al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Jauza’ bahwa Rasulallah bersabda : أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللهِ حَتَّى يَقُوْلُ الْمُنَافِقُوْنَ إِنَّكُمْ مُرَاؤُوْنَ : “Perbanyaklah berdzikir kepada Allah hingga orang-orang munafiq mengatakan kepada kalian bahwa sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang riya”. Hadits shahih riwayat Muslim dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, bahwa Rasulallah bersabda : مَا مِنْ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللهَ إِلاَّ حَفَّتْ بِهِمْ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ : “Tidak ada satu kaum yang berdzikir kepada Allah kecuali kaum tersebut akan dikelilingi malaikat dan dinaungi dengan rahmat dan diturunkan kedamaian kepada mereka serta Allah akan menyebut mereka di depan makhluk yang bersama dengan-Nya”.
adits shahih yang diriwayatkan oleh al-Hakim dan al-Baihaqi dalam Syu‘ab al-Iman dari Abu Sa‘id al-Khudri bahwa Rasulallah bersabda : أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللهِ حَتَّى يَقُوْلُوْا مَجْنُوْنٌ : “Perbanyaklah berdzikir kepada Allah sampai orang-orang mengatakan (bahwa engkau) adalah orang gila”. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi (di shahihkan olehnya), an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Saib, bahwa Rasulallah bersabda : جَاءَنِي جِبْرِيلُ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ مُرْ أَصْحَابَكَ فَلْيَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّلْبِيَةِ وَِفِي رِوَايَةٍ بِالتَّكْبِيْرِ : “Malaikat Jibril telah datang kepadaku dan mengatakan : “Perintahkanlah shahabatmu untuk mengeraskan suaranya saat bertalbiyyah”. Sebagian riwayat dengan takbir. Baik talbiyyah atau takbir semua termasuk dzikir.
Hadits hasan riwayat al-Baihaqi dari Anas bahwa Rasulallah bersabda : إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ : “Jika kalian melewati kebun surga, maka ambillah rumput di sana. Kemudian para shahabat bertanya : ‘Wahai Rasulallah, apakah kebun surga tersebut..?’ Rasulallah menjawab : ‘Halaqah dzikir’”.
Hadits-hadits di atas hanya sebagian dari hadits-hadits yang menerangkan sunahnya berdzikir dengan keras dan berzikir bersama-sama dalam satu majelis. Untuk lebih lengkapnya silahkan membaca kitab al-Hawi lil Fatawi juz I halaman 345 cetakan Darul Kutub Bairut.
Dengan di tulisnya hadits-hadits di atas, anda tidak perlu berburuk sangka kepada mereka yang selalu mengadakan acara dzikir bersama-sama dengan mengatakan mereka tidak ikhlash, sok paling banyak berdzikir dan lain-lain. Sebab, andai hati dan niat mereka adalah pamer atau lainnya, maka itu bukan urusan anda tapi mutlak urusan Allah Yang Maha Mengetahui niat seseorang. Wallahu A’lam,..

Mengucapkan "Sayyidina"


Seringkali digunakan oleh kaum muslimin, baik ketika shalat maupun di luar shalat. Hal itu termasuk amalan yang sangat utama, karena merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw. Syeikh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri menyatakan:
 الأوْلَى ذِكْرُالسَّيِّادَةِ لِأنَّ اْلأَفْضَلَ سُلُوْكُ اْلأَدَبِ
Artinya : “Yang lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi SAW), karena hal yang lebih utama bersopan santun (kepada Beliau).” (Hasyisyah al-Bajuri, juz I, hal 156).
Pendapat ini didasarkan pada hadits Nabi SAW:
عن أبي هريرةقا ل , قا ل ر سو ل الله صلي الله عليه وسلم أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَأوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وأول مُشَافِعٍ
Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberikan syafaa’at dan orang yang Pertama kali diberi hak untuk membrikan syafa’at.” (Shahih Muslim, 4223).
Hadits ini menyatakan bahwa nabi SAW menjadi Sayyid di akhirat. Namun bukan berarti Nabi Muhammad SAW menjadi sayyid hanya pada hari kiamat saja. Bahkan beliau SAW menjadi sayyid manusia didunia dan akhirat. Sebagaimana yang dikemukakan oleh sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani :
“Kata Sayyidina ini tidak hanya tertentu untuk Nabi Muhammad SAW di hari kiamat saja, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang dari beberapa riwayat hadits 'saya adalah sayyidnya anak cucu adam di hari kiamat.' Tapi Nabi SAW menjadi sayyid keturunan ‘Adam di dunia dan akhirat”. (dalam kitabnya Manhaj as-Salafi fi Fahmin Nushush bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 169)
Ini sebagai indikasi bahwa Nabi SAW membolehkan memanggil beliau dengan sayyidina. Karena memang kenyataannya begitu. Nabi Muhammad SAW sebagai junjungan kita umat manusia yang harus kita hormati sepanjang masa.
Lalu bagaimana dengan “hadits” yang menjelaskan larangan mengucapkan sayyidina di dalam shalat ?
 لَا تُسَيِّدُونِي فِي الصَّلَاةِ
Artinya : “Janganlah kalian mengucapakan Sayyidina kepadaku di dalam shalat”.
Ungkapan ini memang diklaim oleh sebagian golongan sebagai hadits Nabi SAW. Sehingga mereka mengatakan bahwa menambah kata sayyidina di depan nama Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah dhalalah, bid’ah yang tidak baik.
Akan tetapi ungkapan ini masih diragukan kebenarannya. Sebab secara gramatika bahasa Arab, susunan kata-katanya ada yang tidak singkron. Dalam bahasa Arab tidak dikatakan   سَادَ - يَسِيْدُ , akan tetapi سَادَ - يَسُوْدُ  , Sehingga tidak bisa dikatakan  لَاتُسَيِّدُوْنِي Oleh karena itu, jika ungkapan itu disebut hadits, maka tergolong hadits maudhu’. Yakni hadits palsu, bukan sabda Nabi, karena tidak mungkin Nabi SAW keliru dalam menyusun kata-kata Arab. Konsekuensinya, hadits itu tidak bisa dijadikan dalil untuk melarang mengucapkan sayyidina dalam shalat ?
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membaca sayyidina ketika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW boleh-boleh saja, bahkan dianjurkan. Demikian pula ketika membaca tasyahud di dalam shalat.

KH Muhyiddin Abdusshomad
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Ketua PCNU Jember
Sumber : NU Online

Rokok Tidak Berbahaya


Banyak orang yang menghawatirkan tentang bahaya merokok, tapi setelah diselidiki oleh beberapa pakar dibidangnya, ternyata rokok itu sama sekali tidak berbahaya, ada sebuah the untold story yang membuka mata dunia bahwa “rokok itu tidak berbahaya sama sekali”. Berikut cuplikan eksperiman yang dilakukan para pakar dibidangnya.
        Ada tiga orang pakar yang mempunyai keahlian masing-masing, mereka selalu bersama-sama kemanapun mereka pergi, tapi mereka mempunyai kesukaan yang berbeda-berbeda. Mereka adalah : Dr. Jon Van Toncik (Suka main perempuan). Dr. Joni Van Walker (Suka minum-minuman keras) dan Dr. Toni Tobacco (Suka segala jenis rokok).
        Suatu hari mereka bersama-sama mendatangi seorang dukun sakti untuk minta jampi-jampi agar keinginannya tercapai, tanpa basa-basi mereka pun langsung mengutarakan permintaan masing-masing.
        Dr. Jon Van Toncik : ”Aku ingin wanita-wanita cantik dari berbagai bangsa, makanan dan minuman yang cukup, lalu tempatkan aku dalam gua tertutup dan jangan ganggu aku selama tiga bulan”, sekejap mata keinginannya pun terwujud.
        Dr. Joni Van Walker : “Aku mau semua jenis arak dari seluruh dunia dan bekal makanan yang cukup lalu tempatkan aku dalam gua tertutup dan jangan ganggu aku selama tiga bulan”, sekejap mata keinginannya pun terwujud.
        Dr. Toni Tobacco : “Aku mau semua jenis rokok dari seluruh dunia, makanan dan minuman yang cukup, lalu tempatkan aku dalam gua tertutup dan jangan ganggu aku selama tiga bulan”, sekejap mata keinginannya pun juga terwujud.
        Tiga bulan kemudian, dukun sakti mendatangi tempat gua itu berada untuk membuka pintu gua masing-masing sesuai dengan perjanjian, ketika pintu gua 1 dibuka, keluarlah Dr. Jon Van Toncik dengan keadaan kurus kering, berdiri pun tak bisa karena lutut pada goyang hampir lepas, sebab hari-harinya dihabiskan hanya untuk memuaskan nafsu dengan para perempuan yang dimintanya, beberapa saat kemudian Dr. Jon Van Toncik pun jatuh ke tanah lalu “mati.
        Sang dukun pun melanjutkan langkahnya menuju gua 2, setelah pintunya dibuka, maka keluarlah Dr. Joni Van Walker dengan perut buncit dan mata memerah, karena hari-harinya dihabiskan untuk mabuk-mabukan, akhirnya Dr. Joni Van Walker pun terhuyung dan jatuh ke tanah lalu “mati”.
        Setelah sang dukun mengetahui keadaan yang terjadi pada Dr. Jon Van Toncik dan Dr. Joni Van Walker yang keduanya mati, ia pun bergegas menuju gua 3, setelah pintunya dibuka, keluarlah Dr. Toni Tobacco dengan keadaan sehat wal afiat bahkan lebih sehat dari tiga bulan yang lalu, dia berjalan tegap kearah dukun dan langsung menabok kepala sang dukun seraya berkata : “Dasar Dukun Guobloook..! Ngasih rokok koreknya manaaa..?

Kesimpulan :
“ROKOK SAMA SEKALI TIDAK BERBAHAYA BAGI KESEHATAN”
Selama
“TIDAK ADA KOREKNYA”



▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

ﻠيس اﻠفٺــے من يقول کان ابــــے ۞ لکن اﻠفٺــــے من يقول هـا انــــــا

Bukanlah Pribadi Seorang Pemuda Itu Yang Mengatakan : “Kae Hlo Bapakku..!

Tapi, Seorang Pemuda Sejati Itu Yang Berkata : “Iki Hlo Aku..!”

By Myself