Klaim dan Vonis seperti
ini sering muncul dari orang-orang yang mengaku "paling" Islam dan
mengaku paling benar. Muncul klaim keras dari sabagian kelompok masyarakat kita
bahwasannya berdzikir, membaca kalimat tahlil, bertakbir dan dzikir-dzikir lain
dengan bersama-sama baik di masjid atau di tempat lain dan di lakukan dengan
suara keras adalah termasuk bid’ah sesat karena hadits yang menjadi dasar
prilaku tersebut adalah hadits dha‘if yang tidak boleh diamalkan sama sekali.
Mereka juga sering mencela para ahli tarekat yang ketika melaksanakan dzikir
mujahadah selalu dengan suara keras dan dilakukan secara berjama'ah. Pernyataan
tersebut, menurut kami, adalah pernyataan dari orang yang minim ilmu tapi sok
pintar dan jahil tentang hadits-hadits Rasulallah.
Imam as-Suyuthi dalam
salah satu risalahnya, Natijah al-Fikr fi al-Jahr fi adz-Dzikr, yang tercatat
dalam kitabnya al-Hawi lil Fatawi, menyebutkan ada 25 hadits, baik shahih, hasan atau dha‘if yang
menerangkan tentang sunahnya melakukan halaqah dzikir (mujahadah bersama) dan
berdzikir dengan suara keras. Miskipun terdapat juga hadits Nabi Saw yang menerangkan tentang baiknya
melakukan dzikir tidak dengan suara keras.
Menyikapi hadits-hadits
tersebut, yaitu anjuran berdzikir dengan keras dan anjuran berdzikir dengan
tidak dengan suara keras, ulama memberi tanggapan : bahwa sunnah melakukan
dzikir dengan suara keras jika tidak takut riya’ dan tidak mengganggu orang
yang sedang melaksanakan shalat, membaca al-Qur’an dan lain-lain. Sedangkan
jika terdapat hal-hal di atas maka sunahnya adalah dengan suara lirih. Begitu
kurang lebih jawaban yang disampaikan oleh Waliyullah Quthb ad-Da‘wah wa
al-Irsyad, Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitab fatwa tasawufnya,
an-Nafa’is al-‘Ulwiyyah.
Di antara shahabat Nabi
yang berdzikir dengan suara keras adalah Sayyidina ‘Umar bin Khaththab, dan
yang berdzikir dengan suara lirih adalah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq.
Keduanya mempunyai alasan masing-masing saat ditanya oleh Rasulallah, sehingga
Rasulallah tidak ingkar dengan cara dzikir yang dilakukan oleh kedua shahabat
agung tersebut.
Adapun hadits-hadits
Nabi yang menerangkan dzikir bersama-sama dan dengan suara keras adalah sebagai
berikut : Hadits shahih riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah, bahwa Rasulallah
menceritakan dari Allah (hadits qudtsi), Allah bersabda : “Aku adalah menurut penyangkaan hamba-Ku
terhadap-Ku. Dan Aku akan bersamanya ketika dia berdzikir kepada-Ku; jika dia
berdzikir kepada-Ku dalam hatinya, maka Aku akan menyebutnya dalam hati-Ku dan
jika dia berdzikir kepada-Ku di tengah kelompok manusia, maka Aku akan
menyebutnya di tengah kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut.”
Dzikir di tengah jamaah
manusia maksudnya adalah dengan suara keras. Hadits mursal riwayat al-Baihaqi
dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Jauza’ bahwa Rasulallah bersabda : أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللهِ حَتَّى
يَقُوْلُ الْمُنَافِقُوْنَ إِنَّكُمْ مُرَاؤُوْنَ : “Perbanyaklah berdzikir kepada
Allah hingga orang-orang munafiq mengatakan kepada kalian bahwa sesungguhnya
kalian adalah orang-orang yang riya”. Hadits shahih riwayat Muslim dan
at-Tirmidzi dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, bahwa Rasulallah
bersabda : مَا مِنْ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللهَ إِلاَّ
حَفَّتْ بِهِمْ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ
عِنْدَهُ : “Tidak
ada satu kaum yang berdzikir kepada Allah kecuali kaum tersebut akan
dikelilingi malaikat dan dinaungi dengan rahmat dan diturunkan kedamaian kepada
mereka serta Allah akan menyebut mereka di depan makhluk yang bersama
dengan-Nya”.
adits shahih yang diriwayatkan oleh al-Hakim dan al-Baihaqi dalam Syu‘ab
al-Iman dari Abu Sa‘id al-Khudri bahwa Rasulallah bersabda : أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللهِ حَتَّى يَقُوْلُوْا مَجْنُوْنٌ : “Perbanyaklah
berdzikir kepada Allah sampai orang-orang mengatakan (bahwa engkau) adalah
orang gila”. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi (di shahihkan
olehnya), an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Saib, bahwa Rasulallah bersabda : جَاءَنِي جِبْرِيلُ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ مُرْ أَصْحَابَكَ فَلْيَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّلْبِيَةِ وَِفِي رِوَايَةٍ بِالتَّكْبِيْرِ : “Malaikat
Jibril telah datang kepadaku dan mengatakan : “Perintahkanlah shahabatmu untuk
mengeraskan suaranya saat bertalbiyyah”. Sebagian riwayat dengan takbir. Baik talbiyyah atau takbir semua
termasuk dzikir.
Hadits hasan riwayat
al-Baihaqi dari Anas bahwa Rasulallah bersabda : إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ
الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ : “Jika kalian melewati kebun
surga, maka ambillah rumput di sana. Kemudian para shahabat bertanya : ‘Wahai
Rasulallah, apakah kebun surga tersebut..?’ Rasulallah menjawab : ‘Halaqah
dzikir’”.
Hadits-hadits di atas
hanya sebagian dari hadits-hadits yang menerangkan sunahnya berdzikir dengan
keras dan berzikir bersama-sama dalam satu majelis. Untuk lebih lengkapnya
silahkan membaca kitab al-Hawi lil Fatawi juz I halaman 345 cetakan Darul Kutub
Bairut.
Dengan di tulisnya
hadits-hadits di atas, anda tidak perlu berburuk sangka kepada mereka yang
selalu mengadakan acara dzikir bersama-sama dengan mengatakan mereka tidak
ikhlash, sok paling banyak berdzikir dan lain-lain. Sebab, andai hati dan niat
mereka adalah pamer atau lainnya, maka itu bukan urusan anda tapi mutlak urusan
Allah Yang Maha Mengetahui niat seseorang. Wallahu
A’lam,..