قال رســـول الله صلى الله عليـــه وسلـــم

ان اولـــى النـــاس بـــى منزلة يوم القيـــامة اڪثرهم علـــى صلاة

اللهم صل عـلـــے سيـــــدنـا محمـــد وعـلـــے ال سيـــــدنـا محمـــد


▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Dzikir Jama'ah Dibilang Sesat


  Klaim dan Vonis seperti ini sering muncul dari orang-orang yang mengaku "paling" Islam dan mengaku paling benar. Muncul klaim keras dari sabagian kelompok masyarakat kita bahwasannya berdzikir, membaca kalimat tahlil, bertakbir dan dzikir-dzikir lain dengan bersama-sama baik di masjid atau di tempat lain dan di lakukan dengan suara keras adalah termasuk bid’ah sesat karena hadits yang menjadi dasar prilaku tersebut adalah hadits dha‘if yang tidak boleh diamalkan sama sekali. Mereka juga sering mencela para ahli tarekat yang ketika melaksanakan dzikir mujahadah selalu dengan suara keras dan dilakukan secara berjama'ah. Pernyataan tersebut, menurut kami, adalah pernyataan dari orang yang minim ilmu tapi sok pintar dan jahil tentang hadits-hadits Rasulallah.
Imam as-Suyuthi dalam salah satu risalahnya, Natijah al-Fikr fi al-Jahr fi adz-Dzikr, yang tercatat dalam kitabnya al-Hawi lil Fatawi, menyebutkan ada 25 hadits, baik shahih, hasan atau dha‘if yang menerangkan tentang sunahnya melakukan halaqah dzikir (mujahadah bersama) dan berdzikir dengan suara keras. Miskipun terdapat juga hadits Nabi Saw yang menerangkan tentang baiknya melakukan dzikir tidak dengan suara keras.
Menyikapi hadits-hadits tersebut, yaitu anjuran berdzikir dengan keras dan anjuran berdzikir dengan tidak dengan suara keras, ulama memberi tanggapan : bahwa sunnah melakukan dzikir dengan suara keras jika tidak takut riya’ dan tidak mengganggu orang yang sedang melaksanakan shalat, membaca al-Qur’an dan lain-lain. Sedangkan jika terdapat hal-hal di atas maka sunahnya adalah dengan suara lirih. Begitu kurang lebih jawaban yang disampaikan oleh Waliyullah Quthb ad-Da‘wah wa al-Irsyad, Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitab fatwa tasawufnya, an-Nafa’is al-‘Ulwiyyah.
Di antara shahabat Nabi yang berdzikir dengan suara keras adalah Sayyidina ‘Umar bin Khaththab, dan yang berdzikir dengan suara lirih adalah Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq. Keduanya mempunyai alasan masing-masing saat ditanya oleh Rasulallah, sehingga Rasulallah tidak ingkar dengan cara dzikir yang dilakukan oleh kedua shahabat agung tersebut.
Adapun hadits-hadits Nabi yang menerangkan dzikir bersama-sama dan dengan suara keras adalah sebagai berikut : Hadits shahih riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah, bahwa Rasulallah menceritakan dari Allah (hadits qudtsi), Allah bersabda :  “Aku adalah menurut penyangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Dan Aku akan bersamanya ketika dia berdzikir kepada-Ku; jika dia berdzikir kepada-Ku dalam hatinya, maka Aku akan menyebutnya dalam hati-Ku dan jika dia berdzikir kepada-Ku di tengah kelompok manusia, maka Aku akan menyebutnya di tengah kelompok yang lebih baik dari kelompok tersebut.”
Dzikir di tengah jamaah manusia maksudnya adalah dengan suara keras. Hadits mursal riwayat al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Jauza’ bahwa Rasulallah bersabda : أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللهِ حَتَّى يَقُوْلُ الْمُنَافِقُوْنَ إِنَّكُمْ مُرَاؤُوْنَ : “Perbanyaklah berdzikir kepada Allah hingga orang-orang munafiq mengatakan kepada kalian bahwa sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang riya”. Hadits shahih riwayat Muslim dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, bahwa Rasulallah bersabda : مَا مِنْ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللهَ إِلاَّ حَفَّتْ بِهِمْ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ : “Tidak ada satu kaum yang berdzikir kepada Allah kecuali kaum tersebut akan dikelilingi malaikat dan dinaungi dengan rahmat dan diturunkan kedamaian kepada mereka serta Allah akan menyebut mereka di depan makhluk yang bersama dengan-Nya”.
adits shahih yang diriwayatkan oleh al-Hakim dan al-Baihaqi dalam Syu‘ab al-Iman dari Abu Sa‘id al-Khudri bahwa Rasulallah bersabda : أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللهِ حَتَّى يَقُوْلُوْا مَجْنُوْنٌ : “Perbanyaklah berdzikir kepada Allah sampai orang-orang mengatakan (bahwa engkau) adalah orang gila”. Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi (di shahihkan olehnya), an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari Saib, bahwa Rasulallah bersabda : جَاءَنِي جِبْرِيلُ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ مُرْ أَصْحَابَكَ فَلْيَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّلْبِيَةِ وَِفِي رِوَايَةٍ بِالتَّكْبِيْرِ : “Malaikat Jibril telah datang kepadaku dan mengatakan : “Perintahkanlah shahabatmu untuk mengeraskan suaranya saat bertalbiyyah”. Sebagian riwayat dengan takbir. Baik talbiyyah atau takbir semua termasuk dzikir.
Hadits hasan riwayat al-Baihaqi dari Anas bahwa Rasulallah bersabda : إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ : “Jika kalian melewati kebun surga, maka ambillah rumput di sana. Kemudian para shahabat bertanya : ‘Wahai Rasulallah, apakah kebun surga tersebut..?’ Rasulallah menjawab : ‘Halaqah dzikir’”.
Hadits-hadits di atas hanya sebagian dari hadits-hadits yang menerangkan sunahnya berdzikir dengan keras dan berzikir bersama-sama dalam satu majelis. Untuk lebih lengkapnya silahkan membaca kitab al-Hawi lil Fatawi juz I halaman 345 cetakan Darul Kutub Bairut.
Dengan di tulisnya hadits-hadits di atas, anda tidak perlu berburuk sangka kepada mereka yang selalu mengadakan acara dzikir bersama-sama dengan mengatakan mereka tidak ikhlash, sok paling banyak berdzikir dan lain-lain. Sebab, andai hati dan niat mereka adalah pamer atau lainnya, maka itu bukan urusan anda tapi mutlak urusan Allah Yang Maha Mengetahui niat seseorang. Wallahu A’lam,..

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

ﻠيس اﻠفٺــے من يقول کان ابــــے ۞ لکن اﻠفٺــــے من يقول هـا انــــــا

Bukanlah Pribadi Seorang Pemuda Itu Yang Mengatakan : “Kae Hlo Bapakku..!

Tapi, Seorang Pemuda Sejati Itu Yang Berkata : “Iki Hlo Aku..!”

By Myself