قال رســـول الله صلى الله عليـــه وسلـــم

ان اولـــى النـــاس بـــى منزلة يوم القيـــامة اڪثرهم علـــى صلاة

اللهم صل عـلـــے سيـــــدنـا محمـــد وعـلـــے ال سيـــــدنـا محمـــد


▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Makan Saja Dulu Itu Semua

Singkat cerita, setelah melewati tiga bukit dan ngarai, sang petani tiba di rumah seorang Kyai dan langsung mengutarakan uneg-uneg serta maksud kedatangannya.

Petani : "Saya ingin bertanya Kyai, kepiting sawah itu halal atau haram..?"

Kyai : "Sebelum menjawab pertanyaan kamu, saya ingin bertanya dulu, apakah kamu punya sawah..?"

Petani : "Punya Kyai"

Kyai : "Apakah dai sawah yang sedang kamu tanami itu kamu bisa memancing belut..?"

Petani : "Iya Kyai, bisa"

Kyai : "Apakah kamu punya empang..?"

Petani : "Punya Kyai"

Kyai : "Apakah di empangmu dipelihara aneka ragam ikan seperti mujair, tawes, mas, nila, gurameh..?"

Petani : "Iya Kyai"

Kyai : "Apakah kamu juga berternak ayam atau bebek seperti petani disini..?"

Petani : "Iya Kyai"

Kyai : "Nah, kalau begitu, makan dulu saja itu semua, janganlah kamu persoalkan kepiting sawah. Belut, ayam, itik, ikan. Semua itupun mungkin tak akan habis kamu makan, jangan kamu susahkan hidupmu dengan persoalan kepiting sawah"

Petani : ...?%?%?

Hidup Hanya Sementara

“Kecil dimanja, Muda Foya-Foya, Tua Kaya Raya, Mati Masuk Surga”, inilah bahan candaan akhwan-ikhwat disekitar kita saat ini, mungkin itu cuma bercanda, namun terkadang ada juga yang mempunyai prinsip seperti itu, begitu pula dengan seorang adik, seorang adik dinasehati : “Dik, kamu hidup di dunia ini hanyalah sementara, jagalah ibadahmu”, entah mengejek atau hanya sekedar guyonan dia menjawab : “Justru itu kak, kita manfaatkan hidup yang sementara ini dengan foya-foya”, sungguh ucapan adik yang satu ini menunjukkan belum begitu tahunya dengan agama, hidayah memang hanya ditangan Allah swt, namun nasehat haruslah terus disampaikan, karena dia adalah adik satu-satunya yang setiap kakak menginginkan kebaikan bagi saudaranya sebagaimana diapun telah mendapatkan kebaikan.

Dik, Nabi kita Sayyidina Muhammad saw pernah memberi wejangan kepada seorang pemuda, yaitu Ibn Umar ra, berikut sabdanya : ”Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan engkau adalah orang asing bahkan seorang pengembara” (HR. Bukhori), Adikku, yang namanya orang asing itu adalah orang yang tidak memiliki tempat tinggal dan tempat berbaring, namun dia dapat mampir sementara di negeri asing tersebut, lalu dalam hadits diatas dimisalkan lagi seperti orang yang sedang mengembara, wahai adikku, semoga engkau selalu mendapat taufiq-Nya, seorang pengembara tidaklah mampir untuk istirahat disuatu tempat kecuali hanya sekejap mata, dikanan kirinya juga akan dijumpai banyak rintangan, akan melewati lembah, akan melewati tempat-tempat yang membahayakan, akan melewati teriknya matahari di padang pasir, dan mungkin akan bertemu dengan berbagai macam binatang buas dan juga perampok, itulah adikku, pemisalan indah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara sekali, ibarat mampir ngombe, bahkan akan terasa sekejap mata.

Adikku, pemisalan yang bagus pula dapat engkau renungkan dalam hadits berikut, Rosulullah saw bersabda : “Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya, adapun aku tinggal di dunia ini hanyalah seperti pengendara yang berteduk dibawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya”, (HR At-Tirmidzi), renungkanlahlah adikku, pemisalan yang sungguh sangat bagus dari Uswatun Hasanah kita, hidup di dunia ini sungguh sangatlah singkat, dan semoga hatimu trenyuh dengan nasihat Sayyidina Ali Bin Abi Tholib berikut : “(Ketahuilah) dunia itu akan ditinggalkan belakangan sedangklan akhirat akan ditemui didepan, dunia dan akhirat tersebut memiliki bawahan, jadilah budak akhirat dan janganlah jadi budak dunia, hari ini (di dunia) adalah hari beramal, bukanlah hari perhitungan, sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan dan bukanlah hari beramal lagi”.

Bahaya Kehidupan

Adikku..! Kakak beri pemisalan lagi ya..! Kecelakaan di jalan tol lebih besar dibanding kecelakaan di jalan yang berbelok belok, becek atau berlubang. Itu dikarenakan para pengendara menganggap bahwa dengan jalan tol bebas hambatan mereka bisa melaju sekencang mungkin dibandingkan di jalan yang berkelok kelok. Begitu juga dengan hidup adikku. Kenyamanan dan keserba kecukupan berpotensi melenakan dan menghancurkan. Anak anak yang dibesarkan dalam suasana serba mudah, lebih rentan tergelincir. Mereka pun cenderung mudah kalah saat dihadapkan pada kondisi sulit. Berbeda dengan anak anak yang lahir dan dibesarkan dalam kondisi sulit. Mereka akan jauh memiliki daya tahan dalam mengarungi hidup. Betapa banyak orang yang sukses mengawali hidupnya dari kondisi serba darurat. Ketika kesulitan menghadang, mereka akan menghadapinya dengan senyuman. Mengapa..? Karena kesulitan sudah menjadi makanan sehari hari.

Adikku..! Ibaratnya hidup serba mudah itu seperti jalan tol, lurus, rata, kostan dan mudah diprediksi belokannya. Sementara hidup serba susah bagaikan berkendaraan di jalan yang penuh kelokan. Sulit diprediksi, dinamis, menuntut konsentrasi dan kehati hatian ekstra, sehingga kecelakaan lebih dapat diminimalisasi. Kalau kita cermati, ternyata ada kemiripan antara kecelakaan di jalan raya dengan kecelakaan dalam hidup khususnya bila dilihat dari penyebabnya.
1. Ngantuk, karena tak pandai mengukur kemampuan diri. Dalam hidup kalau seseorang tidak pandai menyikap hidup dan mengukur kemampuan dirinya maka akan mudah tergelincir.
2. Ugal ugalan. Orang yang ugal ugalan dalam hidup, tidak memakai perhitungan matang, tergesa gesa mengambil keputusan, kehidupannya pasti berantakan.
3. Mengemudi sambil menelpon. Mirip dengan orang yang lalai, tidak waspada dan berdisiplin. Ia kurang bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Akibatnya sungguh fatal.
4. Ceroboh tidak terampil menggunakan rem misalnya, mirip orang yang tidak terampil mengendalikan hawa nafsu. Kita dapat menduga apa yang akan terjadi pada orang yang kurang tampil mengendalikan nafsu, hati akan mengeras, susah akur, tamak dan sebagainya.
5. Tidak memiliki persiapan yang matang, tidak memeriksa kendaraan sebelum berangkat. Hal ini mengingatkan kita betapa pentingnys melakukan persiapan dan perencanaan matang sebelum beraktifitas. Gagal merencanakan sama artinya dengan merencanakan gagal. Orang yang tidak memiliki perencanaan dalam hidupnya berpeluang besar untuk gagal.
6. Belum lancar mengendarai. Dalam hidup, kalau kita tidak terampil dan terlatih menghadapi masalah, akan membuat hidup terasa ruwet dan getir. Disinilah pentingnya amal yang berkesinambungan di bawah bimbingan pelatih profesional. Dalam hidup, pembimbing kita adalah Al-Quran dan Hadist.
7. Tidak tahu rambu rambu lalu lintas, sama artinya dengan tidak memahami aturan hidup yang digariskan agama. Atau orang yang mengetahui adanya rambu rambu lalu lintas, namun tidak mau menaatinya.

Adikku..! Kehidupan kita tidak jauh beda seperti orang yang mengendarai mobil di jalan. Maka berhati hatilah menjalani kehidupan ini agar kita selamat menuju akhirat, seperti kita menghindari kecelakaan di jalan raya. Kecelakaan jalan tol lebih besar dibanding kecelakaan di jalan yang berbelok belok, becek atau berlubang. Itu dikarenakan para pengendara menganggap bahwa dengan jalan tol bebas hambatan mereka bisa melaju sekencang mungkin dibandingkan di jalan yang berkelok kelok.

Adikku..! ingatlah akhiratmu, ingatlah kematian yang setiap saat dapat menghampirimu dan engkaupun tidak dapat menghindarinya, janganlah terlalu panjang angan-angan, siapkanlah bekal untuk akhiratmu dengan amal sholih di dunia sebagai bekalmu nanti di negeri akhirat, perbaiki aqidahmu, jauhilah syirik, jagalah sholatmu, jangan suka berbohong, tutuplah aurotmu dengan sempurna dan janganlah sampai mengumbarnya, dan berbaktilah kepada orangtuamu dengan baik. Wallahu A’lam,..

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

ﻠيس اﻠفٺــے من يقول کان ابــــے ۞ لکن اﻠفٺــــے من يقول هـا انــــــا

Bukanlah Pribadi Seorang Pemuda Itu Yang Mengatakan : “Kae Hlo Bapakku..!

Tapi, Seorang Pemuda Sejati Itu Yang Berkata : “Iki Hlo Aku..!”

By Myself