Konon, ada
seorang Bapak dan Anak yang sedang bepergian dengan mengendarai keledai.
Tibalah mereka di sebuah pasar pada suatu perkampungan yang saat itu sedang
ramai pengunjungnya, pada saat itu, keledai yang tidak seberapa besar sedang
ditumpangi bapaknya sedang anaknnya menuntunnya. Gampang bergosip dan
berkomentar, itulah salah satu kebiasaan utama penduduk kampung tersebut
terhadap apapun yang dilihat dan diamatinya. Pada saat melihat orang baru yang
memasuki kampungnya, berkomentarlah mereka : "Lihatlah..! Itulah contoh
Bapak yang tidak tahu diri, masak dia enak-enak mengendarai keledai sedang
anaknya disuruh menuntunnya". Mendengar komentar penduduk, berkatalah
bapak tersebut kepada anaknya : "Nak, cobalah kau turuti apa kemauan
penduduk tersebut".
Setelah
singgah beberapa saat dikampung tersebut, maka mereka meneruskan perjalanan ke
kampung berikutnya. Agar tidak mendapat komentar lagi, maka diputuskan bahwa
yang mengendarai keledai adalah anaknya, sedang yang menuntun adalah bapaknya.
Ketika tiba di suatu perkampungan, maka terkejutlah penduduk tersebut dan
mereka berkomentar : "Lihatlah..! Apakah pantas yang dilakukan anak
tersebut, sementara dia enak-enak menaiki keledai sedangkan bapaknya yang
disuruh menuntunnya, anak yang tidak tahu sopan santum". Mendengar
komentar tersebut, bapaknya berkata : "Nak, cobalah kita turuti kemauan
mereka".
Setelah
bermalam di perkampungan tersebut, mereka melanjutkan perjalanan menuju kampung
berikutnya. Pada perjalanan selanjutnya, kedua bapak anak tersebut sepakat
untuk menaiki keledainya bersama-sama. Pada petang hari mereka memasuki suatu
perkampungan. Disaat menyambut kedua tamu tersebut, terlihat kemarahan penduduk
dan berkomentar : "Lihatlah..! Bagaimana teganya kedua orang ini, masak
keledai sekecil ini dipaksa untuk mengangkut mereka. Apakah mereka tidak merasa
kasihan terhadap keledai ini..?. Mendengar komentar tersebut, berkatalah
bapaknya : "Nak, Marilah kita coba lagi turuti apa kemauan mereka".
Pagi harinya
setelah pamit, mereka melanjutkan perjalanan. Pada perjalanan kali ini, mereka
sepakat untuk tidak menaiki keledai dan menuntunnya saja. Ketika tiba disuatu
kampung, meledaklah tawa penduduk kampung tersebut dan berkomentar :
"Lihatlah..! Apakah kalian tidak melihat tontonan yang menghibur sepanjang
hari ini..? Apakah mereka tidak pernah diberi tahu bahwa salah satu manfaat
keledai adalah untuk dinaiki. Betapa bodohnya mereka, berjalan sepanjang hari
padahal mereka mengetahui bahwa keledai dapat membantu mereka". Mendengar
komentar demi komemtar dari setiap penduduk yang dilewatinya, maka mereka
sepakat untuk melepaskan keledai tersebut dan melanjutkan perjalanan dengan
berjalan kaki saja,.. b(^_^)b
Kisah diatas
mungkin bisa menambah referensi tentang episode dalam kehidupan ini seperti
dibenci dan disuka, hampir tidak ada orang yang dibenci seutuhnya serta tidak
ada pula yang dipuja seluruhnya. Babak kehidupan selalu mengisahkan jikalau
sebagian besar manusia menyukai seseorang pastilah terdapat sebagaian manusia
yang membenci, demikian pula sebaliknya. Begitulah episode kehidupan ini hampir
tidak pernah ada skenario yang bisa memuaskan semua pihak secara keseluruhan,
ada sisi yang memuaskan namun ada juga sisi yang mungkin mengecewakan dan
bahkan merugikan,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar