Ummi Ya Ruchi Wachyati
Allah Swt Berfirman : "Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula)." (QS. Al-Ahqaf : 1-5). "Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah
kembalimu" (QS. Luqman : 14).
Rasulullah Saw bersabda dari Abu
Hurairah r.a katanya : "Seseorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, siapakah dari keluargaku yang paling
berhak dengan kebaktianku yang terindah..?" Jawab beliau : "Ibumu,
kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian yang terdekat
kepadamu, yang terdekat".
Sahabatku tercinta rahimakumullah,
bukankah Ibu adalah orang pertama yang kita kenal ketika hadir di alam
ini..? “Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur” (QS. An-Nahl : 78). Beliau sambut kehadiran kita dengan penuh
senyum kebahagiaan. "Alhamdulillah" ucapnya lirih, betapa Allah Maha
Kuasa, sungguh peristiwa melahirkan adalah suatu peristiwa yang teramat
sangat luar biasa bagi seorang wanita. Tak terbayangkan betapa menderita
berjuang antara hidup dan mati. Tiada peduli urat-urat beliau terputus,
Masya Allah, betapa sungguh tak ternyana sakitnya. Tapi beliau ikhlas,
"Untuk anakku tercinta akan kukorbankan seluruh jiwa raga". Betapa
mulia seorang ibu, beliau sabar memelihara, menjaga, merawat, dan membesarkan
kita. Ketika keremangan malam yang dingin ia dapati kita menangis. Beliau
terjaga, beranjak bergegas menghampiri, memberikan apa yang kita pinta.
Masya Allah. Beliau sangat sayang
dan begitu pengasih, ketika kita sudah bisa bermain, berlari terkadang ibu
memarahi kita, "Jangan main di sini anakku, nanti kotor, jangan begini
begitu karena tidak baik". Semua itu dilakukannya karena tidak ingin kita
celaka. Ketika kita beranjak dewasa, perlu makan beliau rela tak makan demi
kita, kasih sayangnya begitu tulus tanpa pamrih tak mengharapkan apa-apa
kecuali kita sehat dan selamat.
Hari berganti hari detik, menit,
waktu akhirnya kita sadari hakikat keberadaan diri ini. Jadi.
terbuktilah bagaimana Allah Swt itu Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim, Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, Dengan Cinta-Nya Ia memperkenalkan diri-Nya melalui perantara
seorang Ibu. Kalau ibu saja begitu, apalagi Allah yang menciptakan kita..?
“Subhanallahi Walhamdulillahi Walaa ilaa ha ilallahu Wallaahu Akbar”. Karena
pengorbanan Ibu yang tak terhingga itulah, Allah mewajibkan (memerintahkan)
kita supaya berbakti (berbuat baik) kepada beliau. "Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia". (QS. Al-Isra’ : 23).
Firman Allah Swt : "Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang
saleh yang Engkau Ridhai: berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al-Ahqaf : 15).
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah : "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Isra' : 24).
Dari Abu Hurairah r.a, katanya :
"Seseorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Saw, 'Ya Rasulullah,
siapakah dari keluargaku yang paling berhak dengan kebaktianku yang
terindah..?' Jawab beliau : "Ibumu. Kemudian Ibumu, Kemudian Ibumu, Kemudian
Bapakmu, kemudian yang terdekat kepadamu, yang terdekat".
Perbandingan cinta menurut
Rasulullah Saw kepada Ibu dibanding Bapak adalah 3 : 1. Berbakti sebaik-baiknya
pada orangtua juga merupakan jihad yang Allah janjikan sangat besar pahalanya.
Sebagaimana sabda Beliau Saw : Dari Abdullah bin Amru bin Ash r.a. katanya :
Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah Saw. Lalu dia berkata : "Aku
bai’at (berjanji setia) dengan Anda akan ikut hijrah dan jihad, karena aku
mengingini pahala dari Allah Swt. Tanya Nabi Saw : "Apakah orangtuamu
masih hidup..? Jawab orang itu : "Bahkan keduanya masih hidup". Tanya
Nabi Saw : "Apakah kamu mengharapkan pahala dari Allah Swt..?"
Jawabnya : " Ya" Sabda Nabi Saw : "Pulanglah kamu kepada kedua
orangtuamu, lalu berbaktilah pada keduanya sebaik-baiknya". Besar
pahalanya juga seimbang dengan besar dosanya jika tidak berbakti padanya.
Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Saw
sabdanya : "Dia celaka..! Dia celaka..! Dia celaka..!" Lalu beliau
ditanya orang : "Siapakah yang celaka, Ya Rasulullah..?" Jawab Nabi
Saw : "Siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut),
atau salah satu keduanya, tetapi dia tidak berusaha masuk surga (dengan merawat
orang tuanya sebaik-baiknya)". Bukti kecintaan Rasulullah kepada Ibu,
dapat dilihat dibawah ini, Dari Fadhal r.a katanya : Seorang perempuan dari
Khats'am bertanya kepada Rasulullah Saw, katanya: "Ya, Rasulullah. Bapakku
sudah tua renta, kepadanya terpikul kewajiban menunaikan ibadah haji, sedangkan
dia sudah tak sanggup duduk di punggung untanya, bagaimana itu..? Jawab
Rasulullah Saw : "Hajikanlah dia olehmu" Dari Aisyah r.a., katanya :
Seorang laki-laki datang bertanya kepada Rasulullah Saw : "Ya Rasulullah.
Ibuku meninggal dengan tiba-tiba dan beliau tidak sempat berwasiat. Menurut
dugaanku, seandainya dia sempat berbicara, mungkin dia akan bersedekah.
Dapatkah beliau akan pahalanya jika aku bersedekah atas nama beliau..?"
Jawab Rasulullah Saw : " Ya, dapat".
Dari Ibnu Abbas r.a katanya :
"Sa'ad bin Ubadah pernah minta fatwa kepada Rasulullah Saw. Tentang nazar
ibunya yang telah meninggal, tetapi belum sempat ditunaikannya. Maka bersabda
Rasulullah Saw : "Bayarlah olehmu atas namanya". "Bagaimana jika
Orangtua kita menyuruh untuk mepersekutukan Allah..?. "Allah Swt Berfirman
: "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Luqman : 15).
Dari Asma’ binti Abu Bakar r.a.,
katanya: "Ketika terjadi gencatan senjata dengan kaum Quraisy, ibuku yang
ketika itu masih musyrik mendatangiku. Lalu aku minta izin kepada Rasulullah
Saw Seraya berkata : "Ya Rasulullah. Ibuku mendatangiku, karena
beliau rindu kepadaku. Bolehkah aku menemuinya..?". Jawab rasulullah Saw :
" Ya, boleh. Temuilah ibumu" Begitu besar perhatian Allah dan
kekasih-Nya pada orangtua kita. Walaupun Beliau (orangtua) menyuruh kita
mepersekutukan Allah, Allah Swt dan Rasul tetap mengharuskan kita untuk berbuat
baik kepada orangtua kita.
Karena itulah sahabatku, Janganlah
cinta kita pada seseorang melebihi cinta kita pada ibu. Bukankah peran seorang
ibu sangat besar dalam kehidupan ini..?. Kita terkadang tidak menyadari setelah
kita dewasa, tidakkah kita terpikir mampukah kita membalas kasih sayang orang
tua kita..?. Warzuqnä bil birrihimä wal ichsäni ilaihimä. Ya Tuhan kami, beri
ampunlah aku pada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari
terjadinya hisab (hari kiamat)" (QS. Ibrahim : 41). Amin,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar